Kalian tahu ngga kalau di Garut - Jawa Barat ada gunung cantik yang disebut-sebut adalah miniatur Gunung Rinjani? Yup, berada di kecamatan Sucinaraja dengan ketinggian 2132 mdpl, itu adalah Gunung Sagara yang terkenal akan keindahan matahari terbit dengan pemandangan Talaga Bodas dari kejauhan. Penasaran bagaimana pengalaman mendaki gunung cantik ini? Simak cerita perjalanan ku ke sana bersama Backpacker Jakarta (BPJ) dipostingan kali ini ya!
Tentang Gunung Sagara
Sekilas cerita tentang Gunung Sagara memang masih tidak seterkenal gunung lainnya yang ada di Garut seperti Gunung Cikuray dan Papandayan. Wajar saja karena gunung ini juga baru dibuka untuk pendakian di tahun 2019. Gunung ini kemudian mulai dikenal karena keindahan yang dapat dinikmati dipuncaknya. Di puncak Sagara, kamu dapat menikmati indahnya matahari terbit, terbenam, dan juga cantiknya danau Telaga Bodas dari ketinggian karena pemandangan dipuncak yang hampir 360 derajat. Hutan digunung ini masih sangat terjaga lho. Jika beruntung, kamu bisa menemukan beberapa tanaman yang jarang kamu temui seperti kantong semar.
Ada beberapa cerita yang beredar tentang kenapa dinamakan Gunung Sagara. Namun, cerita yang paling sering didengar adalah karena dipuncak gunung kamu bisa melihat lautan awan atau samudra yang diambil dari bahasa Hindi सागर memiliki arti lautan. Selain itu, ada beberapa legenda dan cerita rakyat lainnya digunung ini mulai dari dilarangnya mengenakan pakaian berwarna hijau, tersebarnya arca gaib, hingga danau terpendam yang ada didalam perut gunung ini.
Pendakian Gunung Sagara
Bulan Februari ini adalah trip perdana aku bareng BPJ di 2023. Gatau kenapa, jadi repeat order terus nih ngetrip bareng BPJ. Ada beberapa alasan sih kenapa jadi keterusan ngetrip bareng mereka; pertama harganya terjangkau, kedua orang-orangnya asik dan seru, ketiga tripnya ngga cuma buka ke tempat-tempat mainstream. Yup, satu diantaranya ya ke Gunung Sagara ini. Belum banyak open trip atau jasa transport pendakian yang buka ke perjalanan ke gunung ini.
Aku dan teman-teman BPJ berkesempatan mendaki gunung cantik ini ditanggal 17 - 19 Februari 2023. Ada 27 peserta + 2 penanggung jawab + 2 orang back up penanggung jawab dipendakian bersama kali ini. Oiya, bedanya trip pendakian bareng BPJ dan jasa open trip adalah semua peralatan memang kita siapkan secara mandiri dan berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 5 - 6 anggota dan masing-masing anggota bertanggung jawab untuk alat atau kebutuhan kelompoknya. Aku kali ini untuk membawa tenda, nesting, dan juga kompor. Sedangkan anggota yang lain ada yang bawa flysheet, gas, tali dan lain-lain.
Pendakian gunung Sagara di mulai pukul 10.00 pagi hari. Setelah sarapan, packing dan juga briefing sebelum pendakian kami berjalan menuju gerbang rimba. Oiya, untuk menuju gerbang rimba kamu harus naik ojek dulu dari basecamp bawah, tarifnya Rp 20.000 per motor. Lanjut setelah sampai, petugas pejaga kawasan akan memberikan informasi perjalanan. Untuk menuju puncak dan area berkemah membutuhkan waktu kurang lebih 5 - 6 jam, tergantung kondisi fisik dan alam. Selain itu, beliau mengatakan kalau selama pendakian kami tidak akan menemukan sumber air selain yang ada di pos 1. Untuk total titik pos yang harus kami lalui ada 4, dan area berkemah ada di pos 4.
Pejalanan menuju pos 1 dihias oleh pemandangan kota Garut dari ketinggian dan juga dikelilingi oleh perkebunan warga. Untuk tanaman yang ditanam oleh warga sekitar cukup bervariasi mulai dari cabai, tomat dan masih banyak lagi. Perjalanan dari gerbang rimba ke pos 1 tidak membutuhkan waktu yang cukup lama hanya sekitar 20 - 40 menit saja. Jangan lupa isi perbekalan air kalian ya kalau sudah sampai sini karena ngga akan ada lagi sumber mata air di jalur pendakian.
Selesai beristirahat di pos 1 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Pos 2 lokasinya ngga begitu jauh kok, tapi karena kendala cuaca dan juga trek yang licin karena hujan aku baru sampai sekitar pukul 11.51. Di sana kalian bisa berteduh karena banyak pohon yang bisa diikatkan ke flysheet, jadi kalian bisa buat shelter darurat di sini sekiranya dibutuhkan. Oiya, di sini juga ada kursi kayu panjang yang dibuat oleh warga dan petugas sekitar, jadi bisa kalian manfaatkan untuk sekedar istirahat atau bersantai sebelum melanjutkan pendakian.
Perjalanan menuju pos 3 diisi dengan kekonyolan warga BPJ yang ada-ada aja. Mulai dari si Adit yang pakai sandal jepit doang, bang Gatot yang pakai payung cantik, sampai Ocha yang batuk ngga karuan kayak orang keselek garpu. Aku dan teman-teman sampai di pos 3 sekitar pukul 13.32, dan cuaca sudah semakin mendung. Angin juga lumayan kenceng saat itu, tapi apa mau dikata urusan perut nomor satu jadi aku dan warga BPJ lainnya menyempatkan buat makan perbekalan. Ngga apalah meskipun hujan badai, yang penting kami ngga lemes kelaparan hahaha.
Selesainya makan di pos 3, kami lanjutkan perjalanan ke camp area di pos 4. Untung saja kami sudah isi energi, ternyata perjalanan dari pos 3 ke 4 ini paling bikin kaki pedes. Treknya terjal banget, apalagi kalau cuaca sedang ngga bersahabat kayak gini semakin sulit deh. Sebetulnya jarak tempuhnya dekat kok, tapi karena kemiringan dan cuaca yang lagi ngga bisa diajak kompromi ini yang bikin kami kesulitan. Kami sampai di camp area sekitar 15.16, untung saja tim yang datang duluan sudah ada yang bangun tenda jadi kami bisa istirahat ditengah gerimis yang masih berlangsung.
Sekedar tips untuk kamu yang berencana melakukan pendakian ke sini. Usahakan bawa perlengkapan tenda yang ukurannya maksimal 3 - 4 orang saja. Lahan di sini sangat terbatas untuk tenda berukuran besar. Aku sendiri sudah bawa jauh-jauh tenda ukuran 4+ dari rumah, tapi ngga bisa dipakai karena lahan yang minim. Kalau pun mau, kamu harus naik dulu ke puncak dan berkemah di sana. Tapi perjalanannya masih memakan waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam.
Puncak Gunung Sagara
Aku pergi sendirian menuju puncak untuk summit attack sekitar jam 5 pagi, dan sampai di puncak sekitar jam 05.26. Yup, betul sendirian. Warga BPJ lainnya ke mana? masih pada tidur! hahaha. Selain karena sebagian dari meraka ada yang tidur sekitar jam 3 atau 4 dini hari, masih banyak juga yang kelelahan karena perjalanan kemarin. Emang kamu ngga takut summit sendirian? Takut sih pasti, tapi aku percaya dan yakin bisa jaga diri. Selain itu, jarak dari pos 4 ke puncak ngga begitu jauh, dan juga aku sudah summit kemarin jadi sudah tahu dan cukup hapal trek dan jalurnya.
Sesampainya dipuncak aku ngga lupa untuk berswafoto. Cantik banget pemandangan dari atas sini. Ini adalah yang paling dicari oleh semua pendaki ke gunung yang cantik ini. Pemandangan dari puncak ini bak Gunung Rinjani, tapi versi mini. Berhiaskan indahnya warna cyan Talaga Bodas dari kejauhan disebelah utara, Gunung Ciremai di timur laut, dan puncak Gunung Slamet yang sedikit terlihat di timur menjadikan gunung ini menjadi satu destinasi yang wajib kalian datangi di Garut. Kalau pagi hari dan cuacanya cerah, kalian juga bisa lihat lautan awan dan kabut tipis persis seperti samudera. Ngga heran kenapa gunung ini dinamakan Sagara karena memang jelas terlihat pemandangan seperti lautan dari puncaknya ini. Betulan ngga kecewa deh naik ke puncak Gunung Sagara!
Ngga cuma matahari terbit, gunung ini juga punya keindahan tersendiri dengan langit matahari terbenamnya. Kalau kalian mendaki di sore hari dengan cuaca yang cerah, kalian bisa lihat gunung Cikuray dan Gunung Guntur dari kejauhan lho. Pokonya keren banget pemandangan dari atas sini.
Ini beberapa foto lainnya yang aku dan teman BPJ lainnya ambil selama berada di puncak Gunung Sagara:
---
Selesai seru-seruan dipuncak, kami persiapan turun menuju basecamp dan kembali ke Jakarta. Kami selesai packing dan persiapan turun sekitar pukul 10.10. Untuk perjalanan turunnya sendiri jauh lebih singkat ketimbang perjalanan naik. Aku dan teman-teman BPJ sampai di gerbang rimba pukul 11.51, singkat banget kan? Faktor cuaca jadi pendukungnya sih karena ketika kami turun ngga ada hujan ataupun kabut yang menyerang.
Jadi begitulah kurang lebih cerita perjalanan seru berkemah di Gunung Sagara bersama Backpacker Jakarta. Seru, dan ngga ada habisnya ketawa. Meskipun hujan badai, tetap aja terabas pokoknya kita harus bahagia! Overall, aku sangat merekomendasikan pendakian ke Gunung Sagara ini. Selain karena lokasinya yang ngga begitu jauh, treknya masih ramah untuk pemula, pemandangan di puncak yang luar biasa juga buat semuanya terbayar. Terimakasih untuk perjalanan dan memorinya ya. Tunggu cerita seru lainnya di blog aku. By the way, kalau kalian bosan mendaki gunung, camp seru aja di Ranca Upas kayak cerita aku di
sini. Once again, thank you for reading and see you in the next trip! Jangan lupa like, comment, atau share ya gaes. Have a nice day!
Selalu keren Cerita mu Mas Broo, sayangnya saya Ndak bisa ikut Pas di Trip ini, sampai ketemu di trip trip berikutnya ya
ReplyDeleteTerima kasih banyak mas Ruly. Siap, ditunggu trip bareng lainnya sama BPJ juga
Delete