5 Instagram-able Museum di Jakarta

Lo tau ngga Jakarta itu punya banyak banget museum? Total museum yang ada di Jakarta itu ada lebih dari 60, ngga kalah banyak kan sama jumlah mall? Nah diblog post kali ini, gue akan buat list museum yang menurut gue wajib lo datangin saat lo di Jakarta. Selain isi museum yang unik, beberapa museum ini juga punya tempat yang Instagram-able. 

Museum Fatahillah

1. Museum Fatahillah

Ini museum yang menurut gue sangat Instagram-able banget. Dulunya, bangunan museum ini adalah kantor provinsi Jakarta lho ditahun 1925 - 1942 silam. Setelah perang selesai, gedung ini sempat difungsikan beberapa kali sebelum akhirnya menjadi museum di 1974, dan diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta kala itu. Dibagian dalam gedung itu ada lukisan segede-gede gaban, literally setembok rumah lo, itu eye-catching banget dan satu dari beberapa tempat Instagram-able yang ada di sini. Terus nih kalo lo naik ke lantai dua, lo bisa liat sekeliling alun-alun Kota Tua. Cakep banget, kan?

Lukisan di Tembok Museum Fatahillah


Museum Fatahillah


Museum Fatahillah

Nah selain Instagram-able, museum ini lokasinya paling strategis yang bisa lo akses dengan apa aja. Lo bisa ke sini lewat Commuter Line lalu turun di Stasiun Kota Tua, atau lo bisa juga naik busway ke sini dan turun di halte Kota. Naik angkot atau online transport juga bisa. Tapi agak ribet sih kalau kesini naik kendaraan pribadi terutama mobil, karena parkirnya agak jauh. Anyway masuk ke museum ini murah kok, sekitar Rp 5.000 - Rp 10.000an per orang kalau nggak salah.

2. Museum Bahari

Museum kedua adalah Museum Bahari. Museum ini lokasinya ngga jauh kok dari Alun-alun Kota Tua. Cukup jalan mungkin 10 - 15 menit ke arah utara. Lo juga bisa nemuin museum ini beserta bangunan sejarah lainnya; Galangan VOC, Jembatan Kota Intan dan Menara Syahbandar. Bangunan gedung ini juga unik banget. Dulunya gedung ini adalah gudang rempah VOC. Jadi sebelum si VOC distribusi rempah jarahan, mereka bawa ke sini dulu untuk disimpan atau ditimbang ulang dan lain semacamnya. Kapal-kapal Belanda datang singgah lewat kanal besar yang ada disebelah museum ini. Bisa bayangin dong dulu ramai dan sibuknya Galangan VOC ini kayak apa. Sayangya Museum Bahari ini sempat kebakaran ditahun 2018. Kabarnya sih sudah direstorasi, tapi gue sendiri belum kesana lagi setelah museum ini kebakaran.







Dekat bangunan si Museum Bahari ini juga ada bangunan yang unik banget, Menara Syahbandar. Percaya ngga kalau gedung setinggi 18 meter itu pernah jadi menara tertinggi di Jakarta sebelum adanya monas dll? Dulunya, Menara Syahbandar ini berfungsi sebagai menara pantau untuk kapal yang hedak singgah, bukan mercusuar ya karena menara ini ngga ada lampunya. Selain pernah jadi menara tertinggi, dulu Menara Syahbandar ini juga pernah jadi titik 0 kilometernya Jakarta lho. Hal unik lainnya itu ada dikonstruksi bangunan yang miring. Ngga cuma Menara Pisa Italia yang bisa miring, Menara Syahbandar juga bisa. Kesalahan konstruksi dan kontur tanah dekat sungai ini buat menaranya miring beberapa derajat kearah jalan disebelahnya. Setiap kali ada mobil truk besar yang lewat, gedung ini bergetar lho. Jadi selain menara miring, gedung ini juga dikenal sebagai menara goyang karena bergetar kalau dilewatin mobil. Ngga percaya? coba aja ke sana naik keatas.

3. Candra Naya

Agak bergeser dari unsur kolonial Belanda, tempat ketiga ini identik dengan nuansa oriental. Candra Naya ini adalah gedung peninggalan kaum Tionghoa yang ada di Jakarta. Lokasinya sekarang agak 'ngumpet' karena ketutup gedung tinggi dikawasan Mangga Dua. Kalau kalian tau, di kompleks apartemen - Novotel Mangga Dua - Starbucks, si Candra Naya ini bisa kalian kunjungi di tengah kompleks tersebut. Gedungnya ngga besar kok, cuma sebesar rumah biasa. Bagian depannya identik sekali dengan unsur oriental, mulai dari design dan juga warnanya yang membuat kesan China Town kerasa banget. Dibagian belakang gedung adalah tempat favorit gue, ada kolam ikan koi dan taman kecil yang tenanggg banget suasananya. Seluruh isi tempat ini menurut gue sangat Instagram-able banget sih.





Gedung ini mungkin jadi satu dari sekian banyak gedung tertua di Jakarta. Ngga ada catatan pasti kapan gedung ini dibangun, tapi yang paling memungkinkan adalah disekitar tahun 1900 atau mungkin 1800an awal. Mulanya bangunan ini dibuat menyambut lahirnya anak dari petinggi Tionghoa yang bernama Khouw Tian Tjoan, oleh ayahnya Khouw Tian Sek di tahun 1808. Lalu, gedung ini diwariskan ke anaknya Kim An. Gedung ini juga jadi saksi bisu tahun kerusuhan pembantaian kaum Tionghoa dan menjadi salah satu rumah singgah untuk perlindungan pada masanya dulu. Memang damai banget sih bangunan ini, nggak heran dulu sempat dialih fungsikan juga sebagai rumah singgah untuk pengobatan, sekolah, bakan yayasan untuk perlindungan kaum Tionghoa. Oiya, masuk gedung ini ngga bayar lho kalian cukup isi buku tamu aja yang ada didepan. Nah untuk lebih jelasnya lagi sejarah tentang gedung ini, kalian bisa klik disini.

4. Museum Mandiri

Pernah masuk ke Museum Mandiri? Museumnya ini ada di kawasan Kota Tua juga, tepatnya diseberang halte busway. Bersebelahan juga sama si Museum Bank Indonesia. Gedung Museum Mandiri ini ngga cukup besar, jadi buat kalian yang ngga suka menjelajah, ini tempat yang cocok. Isi koleksi didalamnya itu banyak banget, mulai dari sejarah Indonesia, awal mulanya perbankan, mesin yang dulu dipakai dan lain-lain. Satu yang gue suka dari museum ini adalah bisa menggambarkan suasana kantor bagunan ini dahulunya.

Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri

Gedung ini terbagi 3 lantai mulai dari basement, lantai satu lalu lantai dua. Di bagian basement itu ada area Safe Deposit Box, Kast Kluis, dan Effecten Kluis, itu adalah tempat bunker yang besaaaaar banget. Ukurannya mungkin bisa muat 10 mobil atau lebih, dan isinya adalah brankas yang dulu dipakai awal mula dunia perbankan berkembang di Indonesia. Selain brankas, ada satu ruangan besar lagi yang isinya itu adalah laci kecil penyimpanan harta bisa untuk dokumen, emas atau sebagainya. Jumlahnya banyak banget, ada 1000 - 2000 laci mungkin. Karena hartanya banyak banget dulu yang disimpan diruangan ini, tembok bangunannya juga dibangun dengan ketebalan khusus; 100cm. Ditambah lagi, masing-masing ruangan cuma punya satu atau dua akses pintu. Pintunya itu dibuat dari besi tebal yang ada kode rahasianya, dan berat masing-masing pintunya itu 5 ton. Lanjut ke lantai satu, disana ada area yang kalau jaman sekarang lebih itu area teller dan customer service. Ada meja panjang dan besar banget untuk pelayanan ke bank. Untuk keamanan juga, dikasih bilik pembatas antara petugas sama nasabah. Nah kalau di lantai dua, itu adalah aula besar. Lebih ke tempat pertemuan dan juga kantor para petinggi bank. Kursi dan meja yang dipakai dulu juga masih ada dan terjaga. Di lantai dua ini ada satu spot yang Instagram-able banget, yaitu si mosaik kaca. Mosaik kaca itu dibuat oleh F.H.Abbing Jr, dia adalah seniman Belanda yang saat itu kagum sekali dengan keindahan nusantara Indonesia. Cerita dari kaca mosaik itu adalah menggambarkan suasana Indonesia dan kerinduannya dengan negeri Belanda. Dua bagian di kanan dan kiri menggambarkan ke-4 musim yang ada di Belanda, sedangkan yang tengah itu adalah gambar seorang perempuan dengan latar belakang gunung berapi yang terinspirasi dari alam Indonesia. Cantik, kan?

5. Museum MACAN

Terakhir dari semua list adalah si modern Museum MACAN. MACAN ini bukan singa harimau atau macan beneran ya, itu singkatan dari Modern and Contemporary Art in Nusantara. Ini bukan museum dari bangunan bersejarah seperti empat diatas, tapi isinya ngga kalah Instagram-able kok. Kalau di museum ini isinya lebih banyak tetang karya seni atau pameran, bukan benda bersejarah dan lain semacamnya yah. Pameran yang digelar beragam, waktu itu gue berkesempatan untuk datang pas pamerannya Yayoi Kusama, seniman dari Jepang yang identik dengan motif dots dan warna yang kontras.





Museum ini terbagi beberapa lantai seinget gue. Ngga usah takut capek, ada eskalator kok disini. Lalu ada juga toko souvenir, jadi lo bisa belanja barang-barang lucu buat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Lokasi museum ini ada di Jakarta Barat, aksesnya kalian bisa naik transport umum atau online untuk yang paling mudah. Tiket masuknya waktu dulu gue masuk itu Rp 100.000,-, cukup mahal sih untuk museum, tapi mengingat isinya yang instagram-able ngga akan nyesel sih. 

Jadi sekarang tau kan kalau di Jakarta itu untuk cari tempat Instagram-able ngga harus melulu ke Mall, tapi bisa juga ke museum atau tempat wisata lainnya. Untuk pilihannya juga banyak kok, mau yang bernuansa kolonial belanda, oriental sampai modern juga ada. Dari lima tempat diatas, mana yang paling kalian suka? atau tempat mana yang bakal kalian kunjungin nanti? tulis dikomentar ya!

Comments

Followers