Pendakian Gunung Salak Via Ajisaka: Berasa Latihan Militer!
Kalau dengar kata Gunung Salak, apa yang terpikirkan oleh kalian? Insiden Sukhoi 2012? Mata air mineral kemasan Aq*a? Aura mistis? Banyak deh pokoknya. Yup, gunung ini memang cukup terkenal dikalangan pendaki. Berdasarkan cerita beberapa pendaki sih, katanya gunung ini adalah salah satu paling sulit di Jawa Barat. Enggak heran karena treknya juga sering dipakai untuk latihan militer. Nah kali ini, aku dan teman-teman Backpacker Jakarta berkesempatan untuk mendaki gunung yang berada di Bogor - Jawa Barat ini, dan memang benar adanya kalau tingkat kesulitannya ini benar-benar luar biasa. Ada seru, lucu, dan ada lelahnya juga. Simak cerita selengkapnya ya dipostingan blog ku kali ini ya!
Trip ini adalah trip ketiga bareng BPJ setelah kemarin mendaki Gunung Sangar di bulan Mei. Kali ini dikoordinir oleh contact person favorit para Backpackers Jakarta: Bang Adit & Bang Khicong yang membawa kurang lebih 20+ orang. Perjalanan ini sama seperti trip lainnya dengan sistem share cost. Biaya perjalanan untuk pendakian kali ini sebesar Rp 154.027 per orang untuk member dan Rp 184.027 untuk non member. Murah banget kan? makanya aku ikut hahaha. Tapi ingat ya, biaya perjalanan itu belum termasuk dengan pengeluaran personal seperti jajanan, makan dan lain-lain.
Persiapan Menuju Basecamp Ajisaka
Perjalanan dimulai dengan berkumpul di meeting point yang berada di KFC seberang stasiun Bogor. Kami berkumpul di sana tanggal 1 Juli 2022 pukul 21.00. Trip ini agak berbeda dengan trip gunung lainnya oleh BPJ karena kami tidak berkumpul di sekretariat BPJ. Selain karena rute perjalanan yang bisa dibilang cukup dekat, moda transportasi yang kami gunakan adalah angkutan umum Bogor yang kami sewa. Kami menyewa dua angkot untuk menuju basecamp Ajisaka yang lokasinya kurang lebih 1.5 jam dari Stasiun Bogor.
Kami berangkat menuju basecamp kurang lebih pukul 22.00, dan kami sampai di basecamp sekitar jelang pukul 00.00. Sesampainya di basecamp kami beristirahat untuk persiapan pendakian besok pagi. Kami merencanakan untuk menuju pos pendakian pukul 04.00 atau 05.00 pagi hari.
Menuju Pos Pendakian Ajisaka
Namanya manusia ya memang hanya bisa berencana, dan kadang kami pun lalai dari rencana yang kita sudah persiapkan matang, hahaha. Pendakian kali ini agak molor dari rencana yang sudah kami buat. Kami baru selesai persiapan menuju ke pos pendakian sekitar pukul 05.30, dan kami baru mulai menuju pos simaksi sekitar pukul 06.15.
Perjalanan dari pintu parkir ke pos pendakian sudah cukup curam. Membutuhkan waktu sekitar 15 menit atau lebih untuk menuju ke pos simaksi. Selama perjalanan, kamu bisa menemukan beberapa villa dan juga tempat rekreasi dengan lahan terbuka untuk kegiatan outing atau semacamnya. Sesampainya di pos simaksi kami mulai pendataan ulang dengan menyerahkan fotokopi kartu identitas. Kami juga tidak lupa untuk briefing sebelum memulai pendakian. Pendakian ke puncak Ajisaka kami mulai hampir sekitar pukul 06.30 atau lebih.
Pendakian Menuju Salak 7 Fajar Kencana
Pendakian menuju puncak Salak 2 di mulai. Tidak lupa perjalanan kali ini ditemani dengan iringan lagu Jans FM dengan lagu sendunya seperti Keisya Levronka dan juga Mahalini, hahaha. Untuk menuju Salak 2, kami harus melalui puncak 7 - Fajar Kencana terlebih dahulu. Jangan tanyakan kenapa karena memang itu adalah rutenya.
Untuk menuju puncak 7 - Fajar Kencana, kita harus melalui lima pos. Pos pertama yang harus dilalui adalah makam petilasan yang juga jadi area pinus Ajisaka, lalu Pasir Kaca, Lapak Pakis, Haji Solomod, dan Beheungawi. Di dekat makam ada pohon besar yang cukup terasa nuansa mistis khas Gunung Salak. Kalau kalian zoom close foto ini, kalian mungkin bisa lihat ada sepasang bunga mawar putih dan sedap malam yang ditancap tak lupa dengan beberapa tangkai dupa untuk wewangian. Agak merinding sih ya pertama kali lewat situ...Hal lainnya yang kita temuin selama pendakian adalah ada kucing nyasar. Entah itu kucing dari mana. Anyway...
Setelah melalui pos petilasan, kami melanjutkan perjalanan. Jalur pendakian gunung ini bisa dibilang lebih banyak semak belukarnya. Bahkan aku dan teman-teman beberapa kali tidak bisa membedakan mana jalur pendakian dan semak belukar liar. Percaya atau tidak, kami sempat hilang dan tersasar disalah satu jalur baru. Puji Tuhan kami selamat dan bisa kembali ke rute yang benar.
Perjalanan menuju Puncak 7 - Fajar Kencana memakan waktu lebih dari 5 jam. Cukup lama dan jauh untuk gunung yang ketinggiannya tidak mencapai 3000 mdpl. Itupun kami baru mencapai ketinggian 1700 mdpl saja. Untuk menuju puncak Fajar Kencana juga kami harus melalui trek yang cukup sulit, berlumpur, dan juga menggunakan alat bantu seperti tali webbing.
Sesampainya di Puncak 7, kami tidak lupa untuk berswafoto. Meskipun sempat mendung dan berkabut, kami masih sempat mengabadikan momen di sana lengkap dengan banner Backpacker Jakarta. Selesai berfoto bersama dipucak, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Puncak 2 Ajisaka. Oiya, kenapa ada Salak 1, 2, 7 dst sih? Karena puncak gunung di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini ada banyak ya guys, kurang lebih ada 7 titik puncak kalau enggak salah.
Menuju Puncak Salak 2
Nah perjalanan menuju puncak Salak 2 ini ternyata jauh lebih menantang dari pada menuju puncak 7. Jarak tempuhnya sebetulnya sudah enggak terlalu jauh tapi memakan waktu hampir 2 jam, dan enggak ada pos singgah lagi untuk ke sana. Treknya ini lebih sulit dari yang aku bayangkan karena harus pakai tali webbing sampai berkali-kali, terutama di Tanjakan Wayahna yang paling sulit menurutku. Selain karena kontur batu yang licin, pijakan dan celah untuk menggengam juga sangat sedikit. Di perjalanan juga kalian akan melwati sebuah goa kecil, yang katanya.... ah gausa diceritain deh.
Aku dan teman-teman BPJ sampai di puncak kurang lebih jam 1.30 siang. Kalau boleh jujur, pemandangan di puncak 2 ini enggak sebagus di puncak 7. Selain karena tertutup sama semak belukar, area dari puncak ini juga dikelilingi pohon yang cukup besar dan menghalangi pandangan. Biarpun begitu kami tetap enggak lupa untuk foto bersama dong pastinya.
Hari semakin siang dan cuaca juga mulai enggak bersahabat. Awan mendung dan angin yang cukup kencang mulai menyerang, bahkan sewaktu kami mulai berfoto bersama. Kami pun memutuskan untuk enggak berlama-lama istirahat di sini. Mengingat trek pendakian yang cukup sulit dan ada lima pos yang harus kami lalui untuk menuju ke gerbang rimba. Kami pun mulai perjalanan turun sekitar jam 2 siang dengan estimasi sampai di bawah sekitar pukul 5 atau 6 sore hari (karena biasanya perjalanan turun lebih cepat ketimbang naik).
Perjalanan Turun dari Gunung Salak
Beberapa kali naik dan turun gunung, aku rasa turun dari Gunung Salak ini adalah yang paling merepotkan. Iya, susah banget. Ingat kan waktu nanjak aja kami harus melewati 8x tali webbing? Ya turunnya juga pasti lewat jalan yang sama. Kami terpaksa harus mengantri dan turun dengan cara mundur sambil berpegang tali. Enggak jarang kami panik karena takut kepleset dan juga hilang kendali. Pokoknya ribet banget, dan mental kita benar-benar diuji kesabarannya kayak latihan militer. Selama perjalanan turun aku terus berkicau "Ya Allah, gada flying fox apa buat turun??" atau "Pokoknya sampai di basecamp nanti gue mau pesen indomie 2 bungkus, nguras tenaga banget ini gunung, sumpah!"
Pelan tapi pasti, kami terus berjalan turun dan sampai kembali ke puncak 7 Surya Kencana di jam 16.20. Agak mundur dari estimasi waktu memang, tapi kami harus sempatkan untuk istirahat sejenak juga karena cukup melelahkan sekali perjalanan turunnya. Meskipun begitu kami enggak mau berlama-lama karena cuacanya semakin memburuk. Kami takut misal dijalan akan turun hujan, sedangkan masih ada 5 pos yang harus kami lalui untuk sampai ke bawah.
Masih ingat cerita sebelumnya waktu pendakian kami sempat kesasar? Ternyata kami lewat jalan baru yang bisa dibilang adalah shortcut. Perjalanan turun ini lebih jauh dan memakan banyak waktu. Sirna sudah harapan untuk cepat-cepat makan indomie 2 bungkus, karena sampai jelang jam 6 sore pun kami belum sampai mana pun.
Apa hal buruk lainnya yang mungkin terjadi? hujan. Iya, hujan beneran. Waktu itu mulai hujan dan serangan kabut sekitar jam 7 malam, dan kami belum sampai ke gerbang rimba ataupun ke area hutan pinus petilasan. Duh, jauh banget. Jalannya juga makin sulit karena berlumpur dan basah. Aku ga banyak bisa dokumentasi saking derasnya hujan. Anggota tim kami juga sepatunya sampai rusak: Kak Mumu dan Mas Ezza, sol sepatunya sampai lepas plong. Ya jadi kenangan lah ya~
Setelah melewati halang rintang yang ajib sekali, kami sampai di gerbang rimba. Suasananya masih hujan dan berkabut. Kurang lebih waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Iya, hampir 6 jam perjalanan turun. Seru banget kan? Seru dong~. Setelah itu kami semua sampai di basecamp sekitar pukul 10 malam. Seingat aku semua orang langsung berbondong-bondong pesan indomie rebus 2 bungkus, sampai ibu dan bapak pemilik basecamp kewalahan. Aku? Sibuk bersihin badan dan celana, karena sempat jatuh kepleset berkali-kali perkara senter yang mati dan jalan berlumpur.
Pendakian Gunung Salak ini terbilang menjadi salah satu yang paling berkesan buat aku. Selain karena treknya yang menantang, banyak keseruan yang terjadi selama perjalanan. Ada beberapa cerita juga sih yang cukup bikin merinding, pengen diceritain tapi takut enggak tersampaikan karena aku enggak jago kalau cerita hal-hal berbau mistis, jadi simpan aja ya. Ya pokoknya ada kejadian deh. Nah buat kalian yang masih penasaran tentang gunung ini, silakan baca artikel lainnya ya sebelum memulai pendakian di sini. Sekian cerita pendakian Gunung Salak bersama BPJ. Sampai bertemu di trip dan blog post selanjutnya ya!
Comments
Post a Comment