Kehebohan Piknik di Puncak Gunung Malabar Bareng Backpacker Jakarta


Menjelang akhir tahun 2022, udah ke mana aja nih trip tahun ini? Jadi tanggal 3 Desember 2022 kemarin aku pergi nanjak gunung lagi bareng teman-teman Backpacker Jakarta (BPJ), dan kali ini kita pergi ke Gunung Malabar yang lokasinya ada di Bandung, Jawa Barat. Kalau kalian waktu kecil pernah nonton film Petualangan Sherina, kalian pasti familiar dengan tempat Bosscha, kan? Nah lokasi perkebunan teh di Bosscha itu enggak jauh dari kawasan Gunung Malabar ini yaitu di Pangalengan - Bandung. Trip kali ini seru banget karena kami selain berkesempatan untuk nikmatin sejuknya udara Bandung, kita juga piknik seru di puncak gunung! Iya, beneran piknik. Kok bisa? baca selengkapnya ya!

Sebelum ke cerita pikniknya, ada sedikit informasi nih buat kalian yang belum tahu tentang Gunung Malabar. Jadi guys Gunung atau Pegunungan Malabar yang ada di kabupaten Bandung ini terdiri dari beberapa pegunungan; Gunung Puntang dengan puncak Mega, Gunung Haruman, dan Gunung Malabar nya sendiri dengan puncak tertinggi Puncak Besar di ketinggian 2.343 mdpl. Gunung ini juga menjadi salah satu inspirasi PT. Kereta Api Indonesia untuk menamai satu kereta tujuan Bandung dan beberapa kota di sekitarnya. 

Perjalanan ke Gunung Malabar

Kembali ke cerita piknik. Trip bareng BPJ ke gunung Malabar edisi ke-dua ini di koordinir oleh abang Adit dan Payjoo, duo kece BPJ pergunung-gunungan lah pokoknya. Kalau trip sama mereka cepet banget sold outnya, tiba-tiba udah full seat aja. Tripnya di mulai dengan kami berangkat dari sekretariat BPJ tercinta yang ada di Cawang jam 23.00 WIB. Perjalanan ke basecamp yang ada di Bandung membutuhkan waktu kurang lebih 5 - 6 jam. Tapi enggak kerasa, soalnya saya minum antimo 2 pil biar tidur, kalau enggak besoknya saya bakalan pusing karena ga bisa tidur sama sekali hahahahaha.


Kami sampai di Panorama Puncak Besar Pengalengan dekat kawasan basecamp sudah cukup siang sekitar jam 6.15 pagi, agak molor dari itinerary yang harusnya sudah sampai jam 4 atau 5 subuh. Perjalanan telat ini karena beberapa faktor sih, salah satunya adalah akses ke area basecamp yang cukup sulit karena jalannya rusak. Terlebih karena kemarin malam baru hujan, jadi agak sulit dilewati kendaraan. Saran saja sih kalau kalian mau nanjak secara  mandiri ke gunung Malabar ini, ďjangan bawa city car atau kendaraan yang ceper-ceper lah pokoknya. Peer banget lewat jalan utamanya pokoknya. Ya meskipun peer, pemandangan di sini sudah keren banget jadi kami menghabiskan sedikit waktu untuk berfoto dengan pemandangan perkebunan teh khas Bandung.

Pendakian Gunung Malabar

Untuk menuju basecamp dari lokasi Panorama itu butuh waktu kurang lebih 15 menit jalan kaki ke atas. Basecampnya berupa rumah bambu dua lantai yang dikelilingi kebun teh dan ada satu warung di sebelahnya. Sepertinya ini juga rumah petugas atau penjaga perkebunan teh di sini. Nah di sini kita bisa titip barang yang enggak kita bawa ke pendakian. Oiya, meskipun ada warung aku menyarankan untuk tetap bawa perbekalan dari kota ya karena warungnya enggak begitu lengkap, bahkan untuk makanan instan pun enggak semuanya ada di warung itu.


Pendakian gunung Malabar pun di mulai. Kami berangkat menuju puncak sekitar pukul 7 pagi. Menurut guide lokal kami, jalur pendakian gunung Malabar ini enggak begitu panjang. Kurang lebih butuh waktu 2 atau maksimal 4 jam saja untuk sampai puncak tergantung kondisi fisik dan juga trek. Untuk treknya sendiri terdiri dari 3 pos ya guys. Nah karena gunung ini belum se-terkenal gunung lainnya, jalurnya pun masih bisa dibilang sangat alami. Hutannya masih rimbun, vibesnya juga mirip kayak gunung Salak tapi dengan kondisi trek yang masih bisa dibilang cukup ramah untuk yang mau mulai coba hobi baru.



Perjalanan di mulai dengan melewati perkebunan teh dan kentang milik warga. Meskipun perkebunan yang di kelola, treknya ini cukup sulit menurutku, apalagi kalau malam sebelumnya habis hujan. Treknya bisa sangat basah dan licin, terlebih jalan yang kita lalui itu juga jalur air. Bahkan dari awal pendakian aku udah berpikir gimana jadinya kalau pas turun nanti hujan. Waktu di trek perkebunan ada satu gubuk milik warga yang ada anak anjing hitam, lucu banget. Enggak lupa dong foto dengan puppy lucunya hahahah. Nah ujung dari trek perkebunan ini berakhir dengan kita melewati pagar kayu yang dibuat warga untuk membatasi kawasan perkebunan dan hutan.


Memasuki kawasan hutan suasana dan udaranya langsung berubah. Cukup lembab karena hutannya masih rimbun dan penuh pepohonan. Karena masih rimbun, jalan menuju puncak ini harus fokus dan betul-betul perhatian sekitar. Tapi enggak perlu takut, kalian bisa pakai guide lokal atau ikuti petunjuk yang dipasang warga sekitar beruba tali warna yang diikat di pohon. Selama kalian ketemu tali itu di jalan atau persimpangan, kalian masih di jalur yang benar kok. Untuk menuju puncak, kalian harus melewati kurang 3 pos istirahat. Posnya sendiri masih cuma dataran tanah lapang yang enggak begitu besar ya, dan menurutku harus dibuat shelter atau penanda papan sih baiknya. Catatan juga untuk yang mau nanjak ke gunung Malabar, aku sangat rekomendasikan pakai celana panjang atau manset lengan ya. Bukan karena panas, tapi karena di sini banyak tanaman berduri. Nah durinya itu selain tajam juga kasih sensasi gatal dan panas, jadi harus hati-hati ya.



Piknik di Puncak Gunung Malabar

Setelah kurang lebih 3 - 4 jam trekking, kami pun sampai di area puncak Gunung Malabar pada ketinggian 2.343mdpl. Area puncaknya ini enggak berasa di puncak sih, karena bentuknya yang seperti lahan dataran luas yang dikelilingi pohon dan vegetasi lainnya. Area puncak ini bisa dipakai juga untuk nge-camp guys, tapi enggak tahu sih kalau angin disini kencang atau enggak. Area puncak yang luas ini bisa kalian manfaatkan buat istirahat sambil nikmati teduh dan ademnya suasana hutan di pegunungan Bandung, kayak yang kita lakuin di trip kali ini 😆


Cuma sama BPJ aja jalan-jalan naik gunung bisa berasa kayak piknik di Kebun Raya Bogor. Semua orang bawa cemilan cepuluh dan makanan lainnya. Bahkan kita sampai buka tikar lesehan untuk makan bersama. Disponsori emak Yeni dan bunda bunda lainnya, kita semua enggak ada yang kelaparan di trip ini. Adit dan Kicong sibuk prepare makanan mulai dari sop buah, roti selai coklat dan masih banyak lagi. Ada juga yang bawa nesting dan kompor portable buat bikin kopi atau teh. Mbak Iyuth bahkan bawa nasi goreng instan siap makan buat di masak di sini. Endang bawa CFC yang dia beli sewaktu berhenti di rest area, enggak lupa juga mbak Firda yang bawa perbekalan nasi kebuli yang entah beli di mana. Aku sendiri sponsori makanan dengan bawa cemilan micin dan juga kacang kulit (berasa mau nonton bola di atas). Pokoknya rame dan seru banget deh tripnya, enggak berasa lagi di gunung.


Selesai berpiknik lucu di puncak gunung, kita berfoto bersama di plang penunjuk puncak Malabar. Enggak lupa juga berfoto dengan bawa banner BPJ. Setelah berfoto dan bersih- bersih sampah, kita pun memulai perjalanan kembali turun ke basecamp. Estimasi perjalanan turun kurang lebih sama atau mungkin lebih cepat menjadi sekitar 2.5 - 3 jam tergantung kondisi dan juga cuaca.

Perjalanan turun ternyata enggak semulus waktu pendakian. Kami di guyur hujan setelah merelawati pos 2. Kabut juga sempat menyerang, tapi masih enggak begitu tebal sih. Cuman hujannya ini cukup merepotkan, selain karena hutannya yang masih rimbun jalurnya juga jadi cukup licin dan banyak genangan. Untungnya kami semua sudah mempersiapkan bawa jas hujan, jadi badan kami juga enggak terlalu basah kuyup. Meskipun begitu, perjalanan masih tetap sulit apalagi setelah memasuki perkebunan warga. Tadi aku sudah ceritakan diawal kalau jalur naik gunung Malabar ini juga dilewati jalur air kan? Yup, pas turun airnya sudah seperti aliran sungai. Cukup deras sampai beberapa dari kami kepleset beberapa kali, termasuk saya 🤣


Kami sampai di basecamp sekitar pukul 2 siang. Basah kuyup, kelaparan, pegal-pegal, semuanya jadi satu. Tapi sayang karena warung yang ada dibasecamp enggak begitu lengkap, banyak dari kami yang memutuskan untuk segera bebersih biar cepat pulang kembali ke kota dan makan di sana. Saking buru-burunya, sampai lupa foto bersama lagi pas udah semuanya sampai di basecamp, hahahaha.


Ya begitu deh kurang lebih cerita pendakian bersama BPJ ke Gunung Malabar #2. Seru banget, saking serunya sampai lupa kalau kita lagi di puncak gunung bukan di taman hutan kota GBK 🤣 Untuk para pecinta alam, aku cukup rekomendasikan si gunung Malabar ini sih. Tapi kalau untuk pemula, aku masih rekomendasikan Gunung Sangar atau Kerenceng. Sekian dulu cerita di blog aku. Tunggu cerita selanjutnya ya, karena trip Malabar ini bukan trip terakhir aku di 2022 😁 thank you for reading! Jangan lupa share atau comment di kolom komentar ya. Have a great day!




Comments

  1. Tulisanmu selalu keren Mas Broo, sampai ketemu di Trip Trip berikut nya

    ReplyDelete
  2. Thank you thank you mas broo. Siaappp, sampai jumpa di trip trip selanjutnya

    ReplyDelete

Post a Comment

Followers