Menutup Akhir Tahun 2022 Bersama Backpacker Jakarta ke Gunung Manglayang
Happy new year semuanya! Semoga di tahun 2023 ini penuh dengan kebahagiaan ya. Gue mau throwback post dulu nih, gapapa yaa. Jadi gue menutup petualangan di akhir tahun 2022 kemarin dengan perjalanan ke Gunung Manglayang bareng Backpacker Jakarta (lagi). Trip Gunung Manglayang kali ini diikuti kurang lebih 40 orang peserta mulai dari member dan non-member. Di trip ini gue juga ngajak sohib gue sedari SMA dulu, Permana, yang juga menjadi trip perdananya bareng BPJ. Trip kali ini sama serunya seperti trip bareng BPJ lainnya, dan cuma sama BPJ aja sih sejauh ini yang naik gunung tapi rasanya kayak lagi piknik tamasya ceria. Simak cerita selengkapnya di postingan kali ini ya!
Tentang Gunung Manglayang
Sebelum memulai cerita trip pendakian Manglayang, aku mau share informasi tentang gunung Manglayang ini. Gunung Manglayang ini salah salah satu gunung yang berada di bagian kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gunungnya ini enggak begitu tinggi kok, puncaknya ada diketinggian 1818 mdpl saja kok. Gunung ini ada diantara gugusan gunung Sunda Purba yaitu Burangrang, Tangkuban Perahu, Bukit Tunggul dan Manglayang ini yang lokasi berada paling timur.
Menurut legenda lokal di daerah sini, penamaan Manglayang diambil dari kata Layang dalam bahasa sunda yang berarti terbang. Nama itu diambil dari cerita kalau dahulu ada kuda terbang yang melintas di langit Bandung, lalu jatuh ke salah jurang sungai di kaki gunung itu hingga akhirnya menjadi batu. Cerita rakyat itu menjadi awal mula penamaan Batu Kuda yang sekarang menjadi salah satu titik pendakian dan juga bumi perkemahan di kawasan kaki Gunung Manglayang.
Pendakian Gunung Manglayang
Pendakian bersama BPJ melalui jalur Batu Kuda ini di koordinir oleh bang Rizky dan Titin. Pendakian ke gunung Manglayang ini di mulai sekikar jam 6.15 pagi, karena kami sampai tepat waktu di lokasi basecamp. Sayangnya, menjelang pendakian udara pagi itu dingin sekali sampai berkabut. Perjalanan menuju puncak gunung dimulai dengan menyusuri area perkemahan Batu Kuda, lalu Dermaga Batu Kuda, dan 3 pos sebelum akhirnya puncak Gunung Manglayang.
Seperti yang aku bilang tadi, perjalanan menuju puncak ditemani dengan dinginnya udara khas Bandung dan juga kabut yang cukup tebal. Bahkan ketika sampai di Dermaga Batu Kuda, kami tidak bisa menikmati indahnya pemandangan kota Bandung dari ketinggian. Trek menuju ke Dermaga Batu sangat mudah, karena sudah dikelola oleh petugas bumi perkemahan jadi ada tangga dan pijakan. Selepas dari situ, treknya sudah mulai berubah menjadi hutan yang enggak begitu rimbun, tapi cukup teduh dengan vegetasi yang beragam mulai dari pinus, bambu, sampai pohon dengan berakar besar lainnya juga ada.
Meskipun enggak begitu tinggi, pendakian gunung ini cukup menyiksa ya gais, apalagi kalau kalian lewat jalur Batu Kuda ini. Pendakian sebelum pos 1 sudah diberi banyak tanjakan yang cukup curam. Untungnya enggak ada jalur air, jadi enggak usah takut jalanan yang berlumpur atau licin semisal turun hujan. Meskipun begitu, harus tetap waspada ya. Pos 1 ditandai dengan adanya batu yang besar sekali, mungkin seukuran rumah ya. Di pos satu ini juga banyak lahan yang bisa dipakai untuk bikin shelter atau bivak sementara ya, jadi kalau sudah sampai sini cukup tenang lah.
Nah, di pos 1 ini ada hidden gems yang mungkin menurut aku ngga banyak orang sadar kalau viewnya bagus, ya meskipun sedikit ekstrim. Untuk tempatnya seperti apa, check foto di bawah ini saja ya.
Melanjutkan perjalanan ke pos 2 tenaga kalian masih akan dikuras cukup banyak. Tanjakannya belum selesai karena masih lanjut terus, terlebih jalannya semakin kecil juga jadi harus ekstra hati-hati. Perjalanan ke pos dua ini juga melewati beberapa tempat yang pemandangannya keren sih. Di pos 2 ini ada lahan cukup luas yang bisa kalian pakai untuk berkemah atau buat shelter sementara ya.
Setelah cukup istirahat di pos 2, kami lanjut ke pos 3 - Batu Keraton. Pos 3 ini diberi nama cukup unik, Batu Keraton. Entah apa ceritanya, tapi di dekat situ ada batu yang cukup besar seukuran meja untuk menaruh makanan. Perjalanan menuju pos 3 masih cukup melelahkan, banyak sekali tanjakan dan medan yang cukup curam. Tapi meskipun begitu ada satu spot di mana kalian bisa melihat masjid agung Al-Jabbar dari kejauhan. Kalau sudah sampai di pos 3, itu tandanya kalian sudah sangat dekat ke puncak mungkin hanya sekitar 10 - 20 menit saja, atau mungkin kurang dari itu.
Puncak Gunung Manglayang
Setelah perjalanan yang cukup menguras banyak tenaga, kami akhirnya sampai di puncak Gunung Manglayang. Puncak Gunung Manglayang ini adalah dataran tanah yang cukup luas, mungkin sekitar 2 lapangan futsal ya. Di puncak ini kalian bisa berkemah juga ya, ya meskipun enggak begitu banyak yang berani dan tertarik karena di puncak ini ada makam petilasan... Iya, betul, ada kuburan di puncak sini. Tapi enggak usah takut atau khawatir, suasana di sini enggak begitu seram dan mencekam kok.
Oiya, di Gunung Manglayang ini ada dua puncak ya. Yaitu puncak Manglayang dan juga Puncak Bayangan yang bisa kalian temui kalau melalui jalur Barubereum. Tapi kalian bisa juga ke Puncak Bayangan sesampainya di puncak Manglayang. Kurang lebih butuh waktu 30 - 1 jam untuk menuju ke Puncak Bayangan dari sana. Sayangnya, karena gue sampai ke Puncak Manglayang cukup telat jadi ketinggalan rombongan yang pergi ke Puncak Bayangan.
Jujur aku suka dengan suasana yang ada di puncak Manglayang ini, teduh dan tenang. Di puncak ini juga bisa dibilang banyak spot foto, ya meskipun bukan berlatar pemandangan kota Bandung dari kejauhan. Selain bisa foto, kalian juga bisa piknik ceria dipuncak seperti yang kami lakukan 😂. Gue dan peserta BPJ lainnya makan perbekalan yang kami bawa dari basecamp tadi. Kita juga seduh kopi dan juga mie instan berbekal nesting dan juga kompor portable yang kami bawa. Seru banget sih pokoknya.
Selesai piknik dan makan enak, kami persiapan turun kembali ke basecamp. Enggak lupa kami bawa sampah kami turun kembali. Perjalanan turun ke basecamp kurang lebih membutuhkan waktu 2 - 3 jam, tergantung kondisi fisik dan juga alam. Gue dan teman-teman BPJ sendiri sampai di bawah sekitar jam 2 atau 3 sore hari. Sebelum turun sampai basecamp, kami bersantai terlebih dahulu di Dermaga karena cuacanya cerah dan pemandangan kota Bandung terlihat sangat jelas dari atas sana. Enggak lupa dong kami berfoto terlebih dahulu di sana. Oiya, kalau pas cerah begitu pemadangan dari Dermaga ngga cuma kota Bandung tapi juga Gunung Geulis yang ada berhadapan langsung dengan Manglayang. Cantik, kan?
Begitulah cerita perjalanan saya mengakhiri tahun 2022 dengan trip bersama Backpacker Jakarta. Seru banget, penuh tawa juga, dan bertambah teman baru juga di trip kali ini. Gunung ini cukup jadi rekomendasi buat kalian yang suka one day trip, atau mau cobain gunung yang kecil-kecil cabe rawit alias treknya cukup menantang dan nguras tenaga. Jangan lupa juga baca trip aku lainnya ke Gunung Malabar, tektok Gunung Gede atau lainnya ya. Thank you for reading! Jangan lupa bagikan dan tinggalin komentar kalian di kolom bawah ini ya! Have a great day!
Pendakian akhir tahun yg pas, sehari sebelum natal. Dapat cuaca yg cerah, tidak terlalu panas jg . Setelah sampai puncak masing2 peserta bisa buka bekal & makan sambil ngobrol2 seru sambil ber foto2 lagi . Bener2 have fun banget trip sm BPJ ini ke gunung manglayang
ReplyDeleteBener banget. Awalnya kabut, pas di atas malah adem banget. Harusnya kita bikin sop buah deh pas di puncak ya hahaha.
Delete