Camping Seru di Gunung Kencana, Bogor


Bogor tuh punya banyak destinasi pendakian gunung yang wajib kamu cobain loh. Belum lama ini aku dan kakak sepupu aku baru aja nanjak ke  satu gunung yang ada di sana, Gunung Kencana namanya. Dari puncak gunung ini, kamu bisa lihat pemandangan cantik kawasan Puncak, Gunung Gede dan Pangrango dari kejauhan. I honestly recommend gunung satu ini sih, apalagi kalau kamu masih mau coba mendaki gunung yang pendek dan camping sekaligus, wajib banget untuk ke sini. Nah ini cerita camping aku di awal Oktober ini ke sana, baca selengkapnya ya!

Tentang Gunung Kencana


Buat yang belum tahu tempatnya, Gunung Kencana ini berlokasi di dekat kawasan Megamendung, Puncak, Bogor. Masih agak jauh sih kalau dari basecamp Putri atau Cibodas kawasan Gede - Pangrango. Lokasinya sendiri lumayan jauh dari jalan arteri, dan masih harus masuk ke dalam lagi sekitar 1 - 2 jam, tergantung jenis kendaraan yang kamu pakai ke sana. Kalau kamu pakai motor, ya paling sekitar 1 jam saja tapi kalau pakai mobil mungkin bisa 2 jam atau lebih. Lama tempuhnya itu karena medan jalannya yang masih berbatu belum di aspal, karena kamu nantinya bakal lewatin perkebunan teh yang luaaaaas banget.


Gunung Kencana ini punya ketinggian 1803 mdpl. Meskipun ngga tinggi, pemandangan dari puncaknya itu cantik banget apalagi kalau lagi dapat cuaca yang cerah. Kamu bisa lihat pemandangan Gunung Gede dan Pangrango dari kejauhan, dan juga pemandangan Puncak dan kota Cianjur dari kejauhan.


Well, kalau dibandingin dengan beberapa destinasi pendakian dan camping gunung di Bogor kayaknya gunung ini sekarang udah ngga agak kalah terkenal sih. Soalnya waktu aku ke sana cuma ada kurang lebih cuma 4 motor aja diparkiran pendakian. Tapi setelah tanya ibu penjaga warung, dulunya Gunung ini sempat ramai dan terkenal banget di tahun 2016 - 2018. Tapi terparah setelah pandemi kemarin, pengunjungnya mulai turun. Meskipun begitu, destinasi ini masih tetap ada pengunjung kok karena selain pemandangannya yang di cari pengunjung juga penasaran sama Tanjakan Sambalado yang jadi daya tarik gunung ini. Yup, beneran namanya Sambalado, tanjakan berupa tangga yang dibuat dan disusun oleh warga dan pengelola dari kayu-kayu yang ada di hutan ini. Mungkin di sebut itu karena kemiringannya dan jauhnya yang kurang lebih 100 m.


Pendakian Gunung Kencana


Aku dan sepupu aku, Mas Budi, berangkat dari Cibinong sekitar jam jam 09.44. Kami berangkat ke sana naik motor berdua aja waktu itu. Perjalanan kurang lebih bakal tempuh waktu sekitar 2 jam ya kalau menurut map. Kamu ikutin aja titik yang ada di map itu sebetulnya, atau kamu juga bisa arahkan ke Camping Ground Bukit Cita-Cita karena lokasinya ngga begitu jauh dari sana. 


Sebelum perjalanan ke sana kamu harus pastiin kondisi kendaraan yang kamu pakai bener-bener bagus ya. Karena seperti yang aku bilang, medan jalannya itu masih rusak banget karena belum di aspal. Aku aja sampai harus turun dari motor beberapa kali supaya motor bisa tetap jalan. Sama saran dari aku sih jangan pakai motor matic atau mobil yang ceper. Untuk waktu tempuhnya kurang lebih hampir satu ja dari jalan arteri sampai ke basecamp pendakian. Kami berhenti sesekali di tengah perjalanan sambil nikmatin pemandangan dan udara segar dari perkebunan teh di sini. 


Kami sampai di Basecamp pendakian Gunung Kencana sekitar jam 12.22. Basecamp di sini itu berupa rumah dari pengelola dan penjaga kebun teh setempat. Untuk kebun teh di sini sendiri ternyata punya swasta, dan bapak yang punya rumah ini adalah mandornya lah bisa dibilang. Di basecampnya sendiri tersedia lahan parkir yang cukup luas ya, terus juga ada warung untuk beli perlengkapan atau bahan logistik yang masih kurang. Harganya sendiri masih cukup normal kok untuk beli-beli logistik. Kami beli beberapa botol air minum dan cemilan waktu sampai di sana. Di basecamp nanti juga kamu bakal diminta biaya retribusi untuk parkir motor sekitar Rp 20.000 untuk menginap, sudah termasuk dengan penitipan helm di warungnya itu. 



Selesai istirahat sebentar di warung dan beli logistik yang kurang, aku sama sepupuku jalan ke pintu pendakian yanga ada di belakang basecamp. Jalannya sendiri lumayan jauh sih, sekitar 15 menitan dari warung itu. Kami sampai di gerbang tiket simaksi di jam 12.53. Setelah sampai, kami bayar retribusi pendakian yang harganya Rp 10.000 per orang. Untuk tiket masuknya sendiri ternyata sudah ada logo dan stempel dari Perhutani, menandakan kalo kawasan ini terdaftar pemerintah setempat dan juga berasuransi.


Untuk yang baru pertama kali mendaki, Gunung Kencana ini bisa jadi pilihan banget sih untuk dijadiin pendakian pertamanya. Karena setelah aku tanya ke penjaga di sini, untuk perjalanannya ke puncak cuma makan waktu 1 - 2 jam aja maksimal. Pendakiannya di sini sudah dimulai diketinggian 1600 mdpl, jadi cuma tinggal sisa ke atasnya aja yang 200 mdpl lagi untuk sampai puncak. Kami pun mulai pendakian di jam 13.02.


Meskipun masih ramah untuk pendakian karena durasinya yang singkat, elevasinya masih agak lumayan lho. Tanjakan Sambalado yang jadi ikon dari gunung ini panjangnya hampir 100 meter dengan kemiringan sekitar 45 derajat atau lebih. Jujur treknya ini punya kesan sendiri sih buat aku, unik dan juga cukup menantang ya karena jembatan tangganya ini terbuat dari kayu yang mungkin sewaktu-waktu bisa aja patah sebetulnya. Tapi sewaktu aku dan sepupu aku naik ke sana, kayunya masih bagus semua kok dan aman banget mungkin karena perawatan dan pergantian kayu yang rutin. Meskipun gitu, aku masih ngga kebayang sih kalo nanjak ke sini pas musim hujan. Bisa aja kaki kalian slip pas nanjak dan jatoh ke bawah, jadi memang wajib untuk berhati-hati juga sih mau bagaimana pun.

Pendakian di sini kamu ngga akan ketemu mata air ya, jadi kamu harus persiapkan logistik yang cukup sampai nanti camp di atas. Untuk camping ground sendiri ada di area puncak, dan untuk sampai ke puncak kamu harus melewati 2 - 3 pos. Tapi sejujurnya waktu kemarin kami mendaki ke sana, kami ngga sadar sih lewatin berapa pos karena harus lewat jalur baru. Info dari pendaki lain sih katanya ada longsor kecil di jalur lama, jadi harus berjalan sedikit memutar dulu.




Kami sampai di puncak sekitar jam 14.08. Di puncak Gunung Kencana ada banyak lahan untuk bangun tenda sih. Kurang lebih mungkin bisa sekitar 30 tenda ya sampai ke area bukit yang ke bawah. Untuk area puncaknya ada lahan kosong juga kok untuk bangun tenda, tapi karena tepat dipinggir tebing dan lahannya terbuka kayaknya agak rawan kalau pas hujan atau cuaca berangin. Setelah sampai ke puncak kami keliling sebentar sambil cari lahan untuk bangun tenda.




Selesai berdiriin tenda, kami bersantai sambil nikmatin udara dingin khas pegunungan di Bogor. Sesekali kabut datang bawa udara yang lebih dingin lagi, tapi ngga tau kenapa kalau di gunung itu malah seneng lihat yang begitu kayak sejuk aja gitu. Aku sama mas Bud juga kumpul di dekat plang penanda puncak bareng pendaki lainnya sambil ngobrol dan sharing. Ternyata ada pendaki keluarga yang camp bareng kita di hari itu, mereka ber-7 camping bareng di puncak pakai 2 tenda yang ngga jauh dari kami. Seru sih mereka bisa camp sekeluarga gitu, dan 2 anak dari mereka juga masih balita malah ada yang baru 2.5 tahun, lucu dan seru banget sih mereka.


Oiya, sewaktu aku camp juga ada beberapa hewan liar yang aku lihat sih. Ada Elang Jawa yang terbang agak tinggi waktu di puncak, tapi sayangnya ngga berhasil difoto. Satu yang ketangkap sama kamera itu malah si Lutung Kelabu. Iya, ketemu Trachypithecus cristatus, salah satu hewan yang masih dilindungi juga. Aku berhasil nangkap momen dia lagi makan daun sambil santuy parah dekat tenda kita. Lucu banget yah dia, tapi biarpun gitu harus tetap hati-hati ya sama satwa liar. 


Malam harinya aku sempatin keluar dari tenda. Niatnya sih waktu itu cuma iseng aja, ternyata kalau langitnya agak cerah dan ga berkabut kalian juga bisa lihat bintang yang banyak loh. Ya meskipun kalo ambil foto milkyway masih agak susah ya karena masih kena polusi cahaya dari puncak, tapi lumayan deh untuk manjain mata lihat ketombe di langit. Aku juga sempetin foto di plang malam hari, dan ternyata udah ada tenda baru lainnya dari para pendaki yang udah datang.

Sunrise di Gunung Kencana



Kalau camping di sini kamu wajib banget sih untuk keluar di pagi hari pas sunrise atau di jam golden hour! Pemandangan dari puncak itu bakal cantik banget kalau ngga ada kabut dan cerah. Yup, jajaran pegunungan Gede - Pangrango bakal kelihatan jelas banget dari sini. Posisi puncaknya sendiri menghadap ke Barat atau Barat Daya, jadi kamu bakal dapat view dan lighting yang bagus banget kalo pagi. Yaa meskipun waktu aku ke sana cuacanya kurang mendukung, tapi aku dapet juga sih beberapa foto cantik dari puncak.


Kamu juga bisa turun sedikit dari area puncak ke tanah camp yang agak di bawah itu. Area hutannya bagus juga untuk foto-foto di sana. Nah kalau di situ bagus banget golden hournya karena sisinya pas dapat cahaya matahari dari timur, jadi biasnya bagus banget lewatin pepohonan yang ada. Aku juga lihat Burung Ciung Batu atau Malabar Whistling Thrush. Burung yang biasa bikin suara hutan makin syahdu banget nih nyamperin dan main dekat tenda kami.



Habis foto aku nikmatin suasana pagi sambil duduk santai di sekitar tenda. Bengong sambil nikmatin udara sejuk pegunungan tuh emang enak banget sih. Sambil santai juga aku masak makanan sebelum turun, bikin instant suki gitu pakai dumpling dan mie. Pagi hari agak dingin sambil makan yang anget savoury gitu emang ngga ada lawan deh.



Setelah kenyang makan dan engery full recharged kami bersiap untuk balik turun. Kami mulai beberes tenda dan lipat-lipat barang setelah tadi santai sambil jemur flysheet yang agak basah karena embun. Kami selesai packing di sekitar jam 9.30. Masih pagi sih dan sebetulnya bisa santai-santai lebih lama, tapi mengingat itu hari Minggu dan Puncak pasti rame turun ke Ciawi jadi kami pilih untuk turun lebih pagi. Sebelum turun juga kami sempetin untuk foto bareng di plang puncak. Brother pic minus si bungsu yang lagi kuliah di Surabaya sih tapi. Selesai foto kami pun lanjut jalan turun ke basecamp dan berhasil sampai dengan selamat di jam 10.09.

###


Berawal dari mas Bud yang penasaran naik gunung, awalnya sih ngajak tektok ke gunung yang pendek aja di Sentul tapi malah berujung camping ke Gunung Kencana. Berhubung aku udah lama juga ngga camping dan nanjak gunung yang agak tinggian setelah Slamet di bulan Juni kemarin, jadi ya ayo aja nanjak. Pendakian ke Gunung Kencana ini highly recommended untuk siapapun, mulai dari pemula sampai para suhu atau sekedar orang yang iseng cari kegiatan di weekend. Untuk pendakiannya sendiri mudah banget treknya, cuman ya sejujurnya pengeluarannya agak lumayan untuk gunung yang sebetulnya secara score masih 7/10 lah.


Overall aku suka sih trip pendakian ke sini. Tanjakan Sambalado beneran berkesan, dan vibes hutannya juga aku suka sih. Aku sendiri sampai bilang terus-terusan sebelum pulang kalo suatu hari pengen ke sini lagi karena belum dapat foto pemandangannya yang pas cerah. Nanti deh kalau ada kesempatan nanjak lagi dan balik ke Kencana pasti bakalan ke sana. Thank you mas Bud udah mau nanjak, makasi juga untuk pengelola yang bikin alamnya lestari di sini. Semoga nanti bisa kembali!

Until then, nanjak ke mana lagi ya nanti? 

Oiya, baca juga nih artikel lainnya soal Gunung Kencana:

Comments

Followers