Pendakian Gunung Tangkuban Perahu via Jayagiri: Kami Nyasar!

Banyak orang di Jawa Barat yang sudah pernah main ke Gunung Tangkuban Perahu ini, tapi ternyata ngga semua orang pernah ke mendaki ke puncaknya lho. Yup, selain wisata camping atau piknik ceria, kamu juga bisa hiking di sana. Pendakian Gunung Tangkuban via Jayagiri ini emang agak kalah pamor sama wisata camping atau off-road trail yang di sana, tapi boleh lah jadi referensi wisata kamu yang ke Bandung, apalagi kalau kamu suka kegiatan outdoor atau pendakian. Kali ini aku bakal cerita pendakian ke sana bareng teman-teman dari Backpacker Jakarta (BPJ) di bulan November ini, selamat membaca!

Tentang Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Perahu ini adalah gunung stratovolcano yang ada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Untuk lokasinya ada di 20 KM sisi utara kota Bandung di kawasan Lembang, Bandung Barat. Di sini ada banyak hutan pinus dan juga berbagai perkebunan yang mengelilingi kawasan, mulai dari kebun teh sampai perkebunan kopi. Gunung ini juga masih aktif, dan di sini katanya ada 13 kawah tapi cuma ada 3 yang paling dikenal; Kawah Upas, Domas, Ratu. Puncak dari Gunung Tangkuban Perahu ini ada di ketinggian 2084 mdpl yang juga dikenal dengan Puncak Upas.

Ngomongin gunung ngga lengkap kalau ngga ngomongin tentang cerita mistis atau legenda yang ada di sana. Sudah tahu dong pasti kisah yang ada di Gunung Tangkuban Perahu? Yup, legenda atau cerita rakyat yang beredar tentang terjadinya gunung ini adalah kisah Sangkuriang dan ibunya Dayang Sumbi. Singkatnya menurut cerita, Gunung ini terbentuk dari kekecewaan Sangkuriang yang gagal melamar ibunya, Dayang Sumbi, dan menendang perahu yang dibuatnya jauh hingga terbalik dan menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Ya namanya juga cerita rakyat, boleh percaya boleh ngga.

Kalau dilihat dari kejauhan memang gunung ini kelihatan kayak perahu yang terbalik ya. Tapi kalau kita bahas secara Geologi atau Geografi, infonya kawasan ini terbentuk dari letusan Gunung Sunda Purba 90.000 tahun lalu. Bersama dengan letusan Gunung Sunda ini juga terbentuk gunung lainnya yang berdekatan di sini; Burangrang, Bukit Tunggul dan Putri. Jadi kalau kalian main ke sini ya kalian juga datang ke satu objek wisata purba juga.

Baca juga: Rekomendasi Gunung Untuk Camping Seru di Bogor

Pendakian Gunung Tangkuban Perahu

Memang sih di sini lebih dikenal dengan wisata lainnya kayak Orchid Forest, Cikole, Camping Ground dan masih banyak lagi. Untuk pendakian Gunung Tangkuban Perahu sendiri yang kemarin aku dan teman-teman BPJ lewatin itu dari jalur Jayagiri. Pendakian kali ini diikuti oleh 34 orang yang terdiri dari member dan non member BPJ. Kami juga mendaki didampingi oleh 2 pemandu lokal sini, ada Abah Karma dan temannya. Abah yang akan bantu kami jelajahin jalur Jayagiri ini. Kenapa pakai guide deh? Pertama, karena ini perjalanan perdana BPJ ke sana, kedua jalur hutan di Tangkuban Perahu ini banyak banget percabangannya jadi kalau salah ambil jalur bisa bikin kita nyasar.

Kami mulai pendakian di jam 06.58. Target kami adalah sampai ke puncak tertinggi, Puncak Upas, diketinggian 2084 mpdl. Untuk sampai ke sana estimasi butuh waktu kurang lebih 3 - 4 jam perjalanan, tergantung kondisi fisik dan cuaca. Jalur yang dilalui juga ada 2 pilihan, bisa jalur utama Jayagiri atau lintas jalur. Kalau jalur utama kalian bisa lewatin puncak Jayagiri yang sebetulnya cuma bukit aja sih dan camping ground, tapi kalau kalian pilih lintas jalur kalian bisa lewatin beberapa wisata lainnya kayak Lorong Lumut, Makam, dan juga Benteng Belanda. Kami pun memilih untuk lintas jalur untuk pendakian perdana ini. Medan yang harus dilalui juga bervariasi mulai dari perkebunan hutan pinus yang diambil getahnya, perkebunan kopi, jalur off-road, sampai hutan belukar.

Jujur di luar ekspektasi, kami sampai puncak Jayagiri di jam 08.27. Puncak Jayagiri ini kayak lahan terbuka gitu, dikelilingi sama pohon pinus dan bisa dipakai untuk camp ground. Nah sebelum sampai puncak Jayagiri kalian bakal ketemu satu warung dan persimpangan ke arah Cikole.

Lanjutin perjalanan dari warung itu kalian bakal masuk area hutan lagi. Pohonnya masih tinggi di sana, sesekali kalian juga bakal jalan lewat semak belukar gitu. Di hutan sini juga banyak banget tanaman yang mirip sama kecombrang bunganya. Tapi itu bukan kecombrang ya, itu tanaman Pining Bawang. Kalau kalian search di google itu masih sekelompok lah jahe-jahean, ya sekilas emang mirip sih tanamannya. 

 

Lanjutin perjalanan kalian bakal tembus ke jalan aspal. Nah jalan aspal ini kalau diikuti terus bakal sampai ke tower pemancar sinyal. Dari tower itu kamu sudah dekat ke Puncak Upas, mungkin sekitar 300 - 500 meter lagi. Sebelum masuk ke jalan setapak ke puncak kalian bakal ketemu warung terakhir di pendakian ini. Di warung itu juga jual makanan, sampai ke nasi bungkus juga ada dan menurut teman-teman BPJ sih wajib banget beli nasi liwetnya. Kalau kalian mau langsung ke puncak, bisa lewat jalan kecil di seberang warungnya. Cuku ikutin aja jalanan yang cukup insta-genic itu dan kurang lebih cuma 5 - 8 menitan lagi aja untuk sampai ke puncak.

Baca juga: 5 Peralatan Wajib Untuk Pendaki Pemula

Sampailah kami di Puncak Upas! Tertinggi di kawasan Gunung Tangkuban Perahu. Pemandangan yang ditawarkan di sini cakep banget ternyata, ngga kebayang kalau pas sunrise di sini bagaimana cantiknya. View ke bawahnya itu adalah langsung kawah yang masih aktif. Sesekali kalian bakal cium bau belerang dari angin yang ketiup ke arah tebing. Di sana juga ada satu spot bagus diantara dua pohon, dan ngga lupa dong aku sama teman-teman BPJ untuk berfoto di sana.

Selesai berfoto dan makan-makan (ada yang bawa semangka lho kemarin), kami pun siap-siap untuk turun ke bawah. Untuk perjalanan turunnya sendiri makan waktu bisa 4 jam juga, karena kami lintas trek. Jalur turunnya melewati sisi lainnya yang nanti akan tembus ke Lorong Lumut, ikon dari pendakian jalur Jayagiri ini.

Jalan pulang ini agak berbeda karena hutannya lebih lebat. Suasananya juga gelap karena cuaca juga agak mendung pas kami turun. Kami jalan terus sampai nanti tembus ke tower pemancar lainnya. Di situ juga ada percabangan jalan kalau kalian mau ke Kawah Ratu atau kembali ke Jayagiri. Kami belok ke kanan dan ikuti jalur turun, sampai akhirnya hujan turun juga di sore itu sekitar jam 13.28. 

Kami jalan terus sampai bawah. Suasana hutannya agak serapat berangkat tadi sih, sudah mulai ketemu pepohonan tinggi, dan banyak jalur perburuan juga di sini. Iya, di sini masih ada pemburu hewan karena banyak hewan buruan kayak babi hutan sama kijang juga. Sekitar jam 14.11 kami sempat berhenti dijalan karena nyasar. Kami kepisah cukup jauh dari Abah Karma yang di depan, tapi untungnya masih ada guide satu lagi di belakang jadi kami tunggu rombongan yang ada di belakang kami. Agak panik sih waktu itu karena ngga ada yang tahu jalan dan di sini juga banyak banget percabangannya. Apalagi habis hujan dan makanan udah banyak dihabisin waktu piknik di puncak.

Setelah drama kecil ketinggalan rombongan depan, kami pun ketemu rombongan di belakang. Kami lanjutkan perjalanan dan sampai di Lorong Lumut di jam 14.55. Tempat ini yang jadi ikon dari pendakian via Jayagiri karena emang kayak di Lost World gitu vibesnya. Lorong Lumut ini adalah jalan setapak diantara dua celah tebing, panjangnya kurang lebih 200 meter. Tapi semisal lewat sini kalian juga harus hati-hati ya, karena suasana lembab begini juga jadi tempat yang bagus untuk hewan karena kami juga ketemu ular kecil di tengah lorong.

Selesai berfoto di Lorong Lumut, kami kembali lanjutkan perjalanan pulang. Kami masih harus jalan lagi sekitar 3 KM dari Lorong Lumut untuk sampai kembali ke basecamp Jayagiri. Untuk jalurnya sendiri masih sama, tapi kali ini juga lewatin jalan umum ke arah bumi perkemahan Cikole. Kami jalan terus ke basecamp sampai akhirnya sampai kembali di sana di jam 17.23. Jauh juga perjalanan dari puncak sampai kembali ke bawah sekitar kurang lebih 4 jam. Capek sih pasti, tapi terbayar dengan keseruan dan pemandangan yang kami dapatin di puncak dan selama perjalanan.

Wajib Baca: Gunung Paling Cantik di Jawa Tengah

###

Sejujurnya pendakian ke Gunung Tangkuban Perahu ini ngga direncanain sih. Awalnya ngga begitu tertarik karena Tangkuban Perahu lebih dikenal jadi tempat wisata yang bukan betulan hiking. Terlebih waktu aku coba daftar trip ke BPJ sudah full seat. Tapi karena ada pergantian pemain, dan udah lama juga ngga trip bareng temen-temenku dari BPJ jadi akhirnya berangkat juga deh.

Secara keseluruhan trip ini seru banget, dan pemandangan yang dikasih juga cantik apalagi kalau kamu datang ke sini pas cuaca cerah. Tapi kalau boleh cerita ya ini salah satu pendakian tektok paling capek juga, karena treknya yang lumayan jauh dan medannya sangat variasi. Untuk pemula yaaa masih bisa sih direkomendasiin gunung ini untuk jadi tujuan kalian. Treknya lumayan banyak landai dan ngga begitu sulit, tapi kalau ditanya jarak tempuh pendakian ya lumayan jauh juga. Mungkin sebelum ke sini bisa dibiasakan aja jalan jauh atau lari tipis sebelum mendaki ke Tangkuban Perahu via Jayagiri ini. Intinya seru kok trip ke sini, apalagi bisa lihat kawah dari ketinggian di Puncak Upas. Semoga blog post ini bisa jadi referensi trip kalian ya!

Next, ke mana lagi nih kita?