Jawa Barat memang punya banyak sekali destinasi pendakian. Belum lama ini sekitar bulan November lalu aku mendaki satu gunung yang berada di Sumedang. Gunung Tampomas, sebuah gunung cantik yang kadang terlihat jelas kalau kamu melintas di jalan tol Cipali. Buat kamu yang penasaran bagaimana rasanya pendakian ke sana, baca cerita lengkapnya pendakian aku ke sini bareng Backpacker Jakarta di blog post ini ya.
Tentang Gunung Tampomas
Mempunyai ketinggian 1684 mdpl, gunung ini merupakan salah satu gunung stratovolcano yang ada di pulau Jawa lho. Secara popularitas memang Gunung Tampomas ini memang ngga seterkenal gunung lainnya di Jawa Barat kayak Tangkuban Perahu, Papandayan, Ciremai, Gede atau pun Pangrango. Tapi meskipun begitu menurutku ini adalah salah satu destinasi pendakian yang wajib kalian coba.
Gunung Tampomas ini dulunya juga disebut dengan nama Gunung Gede olah warga setempat, tapi ada juga yang sebut ini dengan nama Gunung Geulis. Dari Gunung ini kalian bisa lihat keindahan puncak Gunung Ciremai dari dekat pintu pos basecamp. Kalian juga bisa lihat pemandangan kota Bandung dari kejauhan kalau sampai di puncaknya. Oiya, di puncaknya ini juga ada makam yang erat ceritanya dengan legenda setempat.
Nama Tampomas sendiri itu diambil dari bahasa Sunda; tampo dan emas yang artinya menerima emas. Dulunya pernah ada kejadian di mana gunung ini menjadi aktif. Tokoh setempat yang juga menjadi pimpinan pada waktu itu lalu melakukan semedi untuk mencari petunjuk supaya gunung itu tidak meletus. Akhirnya, beliau mendapatkan petunjuk untuk melempar pusaka emas yang dimiliki ke dalam kawah gunung. Karena kejadian itu sampai sekarang gunung ini menjadi tenang, seolah tertidur dan tidak bergemuruh lagi. Karena kisah itu juga sampai sekarang gunung ini jadi salah satu tempat yang dikeramatkan. Terlebih dengan adanya makam di dekat puncaknya yang sampai sekarang juga belum tahu siapa yang makam kan di puncak sana.
Baca juga: Pendakian Gunung Tangkuban Perahu Jalur Jayagiri
Pendakian Gunung Tampomas Jalur Cibereum
Untuk menuju pos pendakian Gunung Tampomas ini cukup mudah. Akses jalannya sudah beton, jadi bisa dilalui mobil mini bus, tapi ada beberapa area jalan yang agak rusak meskipun ngga parah karena didekat sana juga sering dilewatin mobil penambang pasir. Kalau kalian sampai di area basecamp sekitar jam 4 atau 5 subuh, kalian bakal dapatin view cantik Gunung Ciremai dan Bumi Parahyangan dari kejauhan lho. Ini dia beberapa foto yang berhasil aku ambil sebelum pendakian.
Pendakian kali ini bareng Backpacker Jakarta adalah pendakian tektok. Kami mulai pendakian di jam 07.04 pagi. Perjalanan untuk sampai puncak membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam atau lebih, semuanya tergantung dengan kondisi fisik dan juga alam. Sebelum melalukan pendakian, pastikan perbekalan kalian lengkap ya terutama air karena di perjalanan kalian ngga akan menemukan sumber air atau pun warung singgah warga.
Perjalanan dimulai dengan melewati hutan pinus yang tinggi. Hutan pinus di sini juga dibudayakan untuk diambil getahnya juga untuk dijadikan olahan. Waktu diperjalanan kamu juga akan ketemu persimpangan Gunung Karang yang jaraknya sekitar 1.5 KM, ini bisa jadi alternatif atau tambahan destinasi kamu kalau pergi ke pendakian Tampomas ini.
Kontur pendakian jalur Cibereum ini bisa dibilang cukup terjal setelah melalui hutan pinus. Ada beberapa spot di mana kalian harus cari pijakan extra untuk terus berjalan. Hutannya di jalur ini juga bisa dibilang cukup rapat, tapi lebih terasa hawa panas ketimbang lembab basah. Kami beristirahat di beberapa titik pos. Untuk titik posnya sendiri ngga ada bangunan shelter, tapi lebih ke lahan kosong yang bisa kalian bangun tenda emergency atau flysheet. Jadi aku sangat sarankan kalian juga untuk bawa jas hujan ya kalau mendaki ke gunung ini.
Setelah pos 3 kalian akan melalui Awi Kreteg, sebuah lahan luas yang juga bisa kalian pakai untuk istirahat. Di tempat ini juga ada persimpangan jalur pendakian yaitu menuju jalur Cibereum dan Narimbang. Kalian bisa istirahat cukup lama di sini karena menurutku area di sini yang paling nyaman dan luas.
Setelah beristirahat, kami lanjutkan perjalanan kembali untuk sampai ke puncak. Kami harus melalui beberapa spot yang cukup sakral sih katanya yaitu; Sanghiyang Lawang, Sanghiyang Taraje, dan Sanghiyang Tikoro. Sanghiyang bisa diartikan Tuhan, Lawang itu artinya Pintu, Taraje itu dari Bahasa Sunda yang artinya Tangga, dan Tikoro juga dari Bahasa Sunda yang artinya Tenggorokan. Nah di spot spot ini lah tingkat kesulitan pendakian makin terasa karena cukup terjal dan tinggi. Bahkan ada dibeberapa titik diberikan tali webbing untuk membantu pendakian.
Sebelum sampai dipuncak, kalian akan melewati beberapa tempat yang terlihat seperti goa. Tapi sebenarnya itu bukan goa, melainkan kawah dari Gunung Tampomas. Bentuknya memang ngga kayak kawah, tapi lebih menyerupai celah dan goa, didalamnya juga ngga keliatan ada gas atau asap belerang. Bahkan baunya aja lebih seperti bau busuk goa, ngga heran banyak suara kelelawar di dalam sana.
Kami sampai di puncak sekitar jam 11.05. Untuk area puncak ini bisa dibilang cukup luas dan ada cukup banyak spot untuk membangun tenda. Tapi perlu diingat juga di puncak ini dekat dengan kawah, dan kontur tanahnya juga cenderung berbatu jadi agak sulit sepertinya untuk pasang pasak. Untuk puncaknya sendiri menghadap ke Selatan, jadi pemandangan yang kelihatan itu adalah barisan pegunungan yang ada di Bandung bukan puncak Gunung Ciremai yanga da di Timur.
Di puncak gunung juga ada beberapa spot cantik yang bisa kamu explore. Kamu juga bisa naik ke beberapa batuan besar, tapi ya perlu hati-hati ya karena batunya tajam dan bisa beresiko jatuh juga dari atas. Oiya, di sini juga ada habitat dari Babi Hutan. Aku dan teman-teman Backpacker Jakarta juga ketemu salah satu dari mereka dibalik semak-semak di puncak. Di dekat puncak ini juga ada makam ga gaes, tapi aku ngga ke sana karena udah panas banget dan pengen buru-buru turun ke bawah. Kami pun kembali melanjutkan perjalanan turun ke bawah sekitar jam 12.22 dan sampai sekitar jam 15.12.
###
Pendakian Gunung Tampomas ini sebetulnya berawal dari lihat gunung ini dari kejauhan di Tol Cipali, sampai akhirnya ternyata Backpacker Jakarta buka trip perdana ini ke sana. Senang bisa ikut trip perdananya ke sana sama teman-teman dari RT lainnya. Ternyata gunung ini cantik juga untuk disinggahi.
Buat kamu yang mau merencanakan pendakian ke sini wajib banget ya untuk persiapkan air dan juga perlengkapan lainnya seperti jas hujan dan tali webbing kalau perlu. Jangan lupa juga persiapkan fisik yang fit karena medan pendakiannya juga cukup terjal terutama menjelang sampai ke puncak nanti. Logistik yang cukup juga perlu disiapkan karena ngga ada warung singgah selama pendakian. Secara keseluruhan, gunung ini bisa menjadi salah satu destinasi pendakian kamu berikutnya apalagi kalau kamu suka pendakian singkat dengan pemandangan yang cantik. Next, aku bakal ulas pendakian akhir tahun di bulan Desember 2023 lalu ke Gunung Pangrango ya!
Comments
Post a Comment