Dari sekian banyak gunung yang ada di Jawa Tengah, Gunung Prau adalah yang paling terkenal dan selalu menjadi tempat favorit para pendaki. Wajar aja terkenal karena pemandangan dari puncak untuk sunrise dan sunset di Gunung Prau ini selalu berhasil memanjakan mata, termasuk aku. Yup, belum lama ini aku baru saja pergi mendaki ke sana dan masih aja terkagum sama pemandangannya, bahkan dipendakian aku untuk yang kedua kalinya.
Tentang Gunung Prau
Gunung Prau terletak di kawasan dataran tinggi Dieng. Tepatnya gunung ini berada diantara empat kabupaten; Batang, Kendal, Temanggung, dan Wonosobo. Ketinggiannya ngga lebih tinggi dari beberapa gunung disekitarnya, cuma 2590 mdpl aja kok. Tapi pemandangan yang ada di puncak itu cantik banget. Saking cantiknya sampai dijadikan icon di satu produk minuman mineral kemasan "sumber air sudah dekat".
Kenapa dinamakan Prau? Ya kalian sudah bisa tebak sih. Ya, karena bentuknya yang mirip perahu, ditambah lagi lembah-lembah disekelilingnya yang mirip gelombang laut. Gunung Prau ini juga cukup kental sama cerita legenda atau mistis gitu sih, meskipun ngga se-menyeramkan gunung lain. Kawasan gunung ini katanya dipercaya sebagai tempat persemayaman para dewa, makanya didekat sana ada Candi Arjuno yang terkenal itu. Ada juga ritual lainnya di kawasan ini yaitu potong rambut gimbal untuk anak-anak yang tinggal di kawasan Dieng dan sekitarnya.
Lanjut balik lagi ke cerita pendakian ya. Untuk mendaki gunung ini ada beberapa jalur yang bisa kamu pilih yaitu Dieng, Patak Banteng, Kali Lembu, Dwarawati dan juga Wates. Pendakian jalur Wates ini membutuhkan waktu kurang lebih 3 - 5 jam maksimum, tergantung kondisi fisik dan juga cuaca ya. Nah, aku kemarin mendaki ke sana lewat jalur Wates dan menurutku jalur ini jauh lebih cantik dari jalur waktu pertama kali ke Prau di tahun 2014 dulu.
Pendakian Gunung Prau jalur Wates
Kayak yang udah aku sebutin tadi, ada banyak jalur pendakian ke Gunung Prau. Setiap jalur punya karateristik dan kesulitannya sendiri. Di jalur Wates yang ada di Temanggung ini area basecampnya sudah sangat lengkap ya. Ada banyak warung dan juga mushola yang bersih terawat. Area parkir juga tersedia biarpun masih berupa lapangan luas. Untuk keamanan sendiri sepertinya cukup aman ya, karena area sekitar basecamp banyak rumah dan pemukiman warga.
Aku sampai di basecamp sekitar jam 07.20 pagi. Di basecamp kami bersiap dan packing ulang sebelum melakukan pendakian. Selesai packing, kami mulai pendakian di jam 09.20 dan diawali dengan naik ojek menuju pos 1. Iya, kamu bisa pilih untuk naik ojek atau berjalan kaki menuju pos 1 yang katanya sih bisa 1 jam jam berjalan kaki dari basecamp. Tapi aku sendiri ngga cukup yakin karena lumayan jauh, apalagi kamu harus bawa beban carrier dari bawah. Ongkos untuk naik ojek itu sekitar Rp 30.000 per orang untuk sekali jalan.
Aku sampai di pos 1 gerbang pendakian di jam 09.34, jadi butuh waktu kurang lebih 15 menit untuk berkendara sampai sana. Di pos 1 itu hanya ada gerbang dan shelter untuk istirahat. Aku lupa foto shelternya, tapi kurang lebih bisa nampung sekitar 15 orang atau lebih. Kami langsung mulai pendakian saking semangatnya, soalnya cuaca juga cukup cerah hari itu jadi kami langsung gas saja. Ya selain karena takut akan hujan juga sih.
Sekilas vibes jalur pendakian via Wates ini mirip sama jalur pendakian
Gunung Ciremai via Apuy, dan agak mirip juga sama pendakian
Gunung Gede via Putri. Hutannya masih terjaga dan hijau tapi dengan jalur trek yang terlihat sangat jelas. Selama pendakian menuju pos 2 kamu akan rasain suasana yang damai dan tenang banget sama rindangnya deretan pohon cemara yang tinggi menjulang.
Kami sampai di pos 2 Cemaran sekitar jam 10.01. Iya, cepet banget cuma 30 menit sampai sana. Pos 2 ini sudah diketinggian 2112 mdpl, dan sesuai dengan namanya ada banyak pohon cemara disekitar pos 2. Tapi di pos 2 ini areanya ngga begitu besar dan tepat ada ditengah jalur pendakian, jadi menurutku kurang nyaman kalau beristirahat di sini. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 3.
Kami sampai di pos 3 di jam 10.40 yang waktu tempuh cuma 40 menit aja. Lumayan cepet sih karena jeda istirahatnya juga cuma 2 - 5 menit aja maksimal. Pos 3 Sudung Dewo ini areanya luaaas banget, jadi menurutku ini tempat paling nyaman untuk istirahat yang agak lama. Banyak pohon cemara juga disekelilingnya, dan ada pos mata air juga jadi kamu bisa istirahat sambil isi perbekalan untuk diatas nanti.
Nah mesikpun cuma 3 pos aja, pendakian via Wates ini mungkin cukup memakan tenaga untuk sebagian orang. Jarang banget dapat bonus trek landai kecuali memasuki pos istirahat saja. Perjalanan dari pos 3 ke camp area bisa dibilang cukup jauh ya. Ada beberapa pilihan camp area di jalur ini; Bukit Rindu, Plawangan, Cemoro Tunggal atau di Sunrise Area Puncak Gunung Prau. Nah, perjalanan dari pos 3 ke beberapa camp area ini yang bisa dibilang cukup jauh dan kerasa pegelnya.
Kami pun lanjut berjalan menuju camp area, dan berencana membangun tenda di Cemoro Tunggal. Kami sampai di Plawangan di jam 11.49, dan sampai di Cemoro Tunggal itu di jam 12.25. Kenapa ngga camp di Plawangan? Well, camp di Plawangan itu enak sih sebetulnya karena ngga begitu jauh ke pos 3 kalau misal butuh ekstra air. Terlebih kami mau kejar sunset dan juga sunrise, Cemoro Tunggal ini jadi pilihan terbaik karena jaraknya ngga begitu jauh.
Oiya, perlu diingat ya Gunung Prau ini banyak area terbuka dan sering banget ada badai, jadi usahakan kalau bangun tenda di area yang ngga begitu terbuka. Paling ngga terhalang sama pohon untuk terhindar dari angin kencang. Di periksa juga pohonnya sekiranya kuat atau ngga, jangan sampai nanti malah patah roboh dan niban tenda kalian.
Sesampainya di area Cemoro Tunggal, kami langsung bangun tenda diantara dua pohon. Kami camp di dekat jalur ke arah Sunrise camp, supaya besok pagi ngga perlu banyak effort untuk lihat sunrise ke atas. Di camp Cemoro Tunggal ini juga pemandangannya udah bagus banget, kamu bisa lihat jelas Gunung Sumbing dan Sindoro yang jadi icon dari pemandangan puncak Gunung Prau. Setelah tenda dibangun, kami istirahat sejenak untuk siapin tenaga summit hunting sunset nanti. Tenda kami juga dikeliligin semak yang banyak bunganya. Sambil istirahat, ada tamu juga yang mampir main ke dekat tenda kami lho, Anis Gunung!
Sunset di Gunung Prau
Menurut aku bakal rugi banget sih kalau ke Gunung Prau tapi ngga hunting pemandangan dipuncaknya. Gunung ini cakep bener, sumpah. Pemandangan sunset dan sunrise bisa dapat semua. Sore harinya sekitar jam 4.30 sore, kami mulai trekking untuk menujur Bukit Teletubies yang ada di sisi barat untuk sunset time. Kenapa Teletubies ya karena mirip bukit yang kita lihat di acara Teletubies waktu kita kecil. Perjalanannya ngga begitu jauh kok dari camp area kita, cuma kurang lebih 30 menitan saja. Tapi berhubung pemandangannya bagus, kami jadi banyak berhenti untuk hunting foto. Ini foto yang kami ambil selama perjalanan dan juga di puncak area bukit Teletubies.
Kalau beruntung, kalian bisa dapat view Gunung Slamet dari sana. Dari puncak bukit sunset ini juga kalian bisa lihat pemandangan kota Wonosobo, barisan Gunung Pakuwaja, Bismo dan juga Dieng juga bisa terlihat jeleas dari atas sana. Sesekali juga kalian bisa dapat sinyal, dan jaringannya juga sudah 4G! Beneran, aku aja sempat video call keluarga di rumah waktu diatas sana, tapi sayang ngga sempat ke screenshot.
Setelah asik lihat sunset diatas sana, kami kembali ke tenda untuk istirahat. Di tenda kami sempat masak sop bakso untuk menghangatkan diri. Siapa yang masak? jelas aku hahaha. Setelah makan sop, kami keluar sebentar juga untuk lihat bintang dan coba foto milky way. Tapi sayang karena setup yang gagal fotonya jadi ngga begitu bagus. Abis selesai foto kami istirahat untuk persiapan sunrise besok pagi.
Sunrise di Gunung Prau
Perjalanan untuk lihat sunrise ngga begitu sulit karena kami cuma butuh waktu 15 menitan saja ke atas. Kami mulai berangkat jam 4.47 pagi dan sudah sampai di spot untuk lihat sunrise 5.05. Kami ngga jalan sampai ke dekat puncak sih, karena ternyata di sana sudah ramai dan banyak yang dirikan tenda juga. Biarpun begitu, memang pemandangan dari Gunung Prau ini udah cakep banget. Ini beberapa foto yang berhasil aku ambil.
Bisa kamu lihat kan pemandangannya dari sana itu jajaran gunung di Jawa Tengah kelihatan jelas semua. Ada Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi, Ungaran, Andong, Lawu bahkan jajaran pegunungan di Arjuna atau Argopuro kelihatan meskipun kecil karena jauh. Sehabis asik foto, kami pun duduk sejenak sambil nikmati suasana matahari terbit di sana.
---
Setelah asik lihat sunrise di puncak Gunung Prau, kami turun dan sampai di tenda sekitar jam 6.30an. Sesampainya di tenda, kami pun sarapan, istirahat sebentar lalu mulai packing. Cuacanya juga masih sangat cerah banget. Rasanya terik matahari tuh ngga kerasa sama sekali panasnya karena udara khas Prau yang dingin dan sejuk. Kami pun mulai turun pulang menuju basecamp jam 08.40.
Selama perjalanan turun ke basecamp kami juga disuguhkan pemandangan yang ngga kalah cantiknya. Sempat lihat juga ada yang camp di Bukit Rindu, dan ternyata cantik juga di sana. Mungkin kalau camp di sana, pemandangan gunung Sumbing Sindoro akan jauh kelihatan lebih dekat ya.
Perjalanan turun terasa jauh lebih cepat. Kami sampai di pos 1 jam 09.55, jadi memakan waktu cuma sekitar 2 jam aja untuk turun. Setelah itu kami lanjut naik ojek ke basecamp. Sesampainya di basecamp kami langsung makan lagi karena lapar. Kami pesan soto di warung sekitar yang ternyata enak banget! Harganya cuma sekitar Rp 10.000an aja deh kalau ngga salah. Setelah kenyang makan, kami pun pindah ke basecamp untuk bersih-bersih dan persiapan perjalanan pulang menuju Jakarta.
---
Awalnya ngga diniatin untuk pergi ke Prau karena gunung yang kami incar itu gunung Gede soalnya deket dari Jakarta. Tapi karena kena cancelan dari trip provider, kami pindah tujuan ke Prau ini. Biarpun sempat kecewa, tapi endingnya pendakian ke Gunung Prau kali ini seru dan memorable banget. Pemandangan yang dikasih di puncak luar biasa cantik. Apalagi waktu malam hari juga bintangnya kerena banget, ya meskipun salah setting kamera dan hasilnya jadi ngga begitu memuaskan. Pokoknya kalian harus coba deh langsung ke sana!
Begitulah cerita pendakian ke Gunung Prau via Wates kali ini. Terima kasih untuk pemandangan indah dan juga memorinya! Habis ini pendakian ke gunung mana lagi ya?
Comments
Post a Comment